December 10, 2024

iTechnobuzz !!!

Berita Teknologi Terkini

Misi Voyager 2 Diperpanjang hingga 2026 Berkat Backup Power NASA

itechnobuzz.com – Voyager 2 yang menua berjarak lebih dari 12 miliar mil jauhnya dari Bumi. NASA telah
mengumumkan bahwa misi sains Voyager 2 akan diperpanjang hingga 2026, berkat reservoir kecil daya cadangan
yang telah mulai digunakan oleh pesawat ruang angkasa.

Solusi inovatif ini menyelamatkan orang-orang di NASA dari keharusan mulai mematikan instrumen di pesawat ruang angkasa secara bertahap.

Voyager 2 yang menua telah menggunakan lima instrumen sains untuk mempelajari ruang antarbintang sejak diluncurkan pada tahun 1977, dan jaraknya lebih dari 12 miliar mil dari Bumi.

Voyager 2 dan kembarannya, Voyager 1, adalah satu-satunya pesawat luar angkasa yang pernah beroperasi di luar heliosfer. Setelah melakukan perjalanan melalui ruang angkasa selama lebih dari 45 tahun, pesawat ruang angkasa tersebut sekarang berada di wilayah di mana gas antarbintang menghilangkan energi dari Matahari.

 

Bagaimana NASA Menemukan Peretasan Catu Daya untuk Voyager

Probe Voyager menggunakan perangkat khusus yang disebut generator termoelektrik radioisotop (RTG) untuk menghasilkan listrik dari plutonium yang membusuk. Namun, generator memiliki daya yang lebih kecil dari waktu ke waktu karena plutoniumnya membusuk.

Untuk mengkompensasi kerugian ini, para insinyur mematikan sistem non-esensial agar pesawat ruang angkasa tetap terbang. Sejak diluncurkan tahun 1977, sudah 5 dari 10 instrumen yang masih beroperasi.

Pasokan listrik untuk Voyager 2 akan habis tahun ini, jadi NASA akan mematikan salah satu dari lima instrumen sains pesawat ruang angkasa. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang Status Misi Voyager di sini.

Namun alih-alih melakukan itu, NASA menemukan cara untuk menggunakan sejumlah kecil daya cadangan untuk melindungi instrumen jika voltase pesawat ruang angkasa berubah.

Voyager memiliki pengatur voltase yang memicu sirkuit cadangan jika terjadi perubahan voltase yang signifikan, dan sirkuit ini dapat mengakses sebagian daya cadangan dari RTG. Alih-alih menyimpan kekuatan itu sebagai cadangan, NASA akan menggunakannya untuk menjaga agar instrumen sains tetap berjalan hingga 2026.

“Data sains yang dibawa Voyager semakin berharga semakin jauh dari Matahari, jadi kami sangat tertarik untuk mempertahankan sebanyak mungkin instrumen sains beroperasi selama mungkin,” kata Linda Spilker, ilmuwan proyek Voyager di Jet Propulsion NASA. Laboratorium.

 

Tes Ketahanan untuk Voyager

Misi Voyager NASA awalnya direncanakan hanya berlangsung empat tahun. Namun, telah diperpanjang beberapa kali sejak saat itu, termasuk kunjungan Voyager 2 ke Neptunus dan Uranus.

Pada tahun 1990, NASA memperpanjang misinya lagi, kali ini untuk mengirim probe ke luar heliosfer. Para ilmuwan sekarang mengklaim bahwa tugas tersebut akan mencapai tepi dalam Awan Oort dalam 300 tahun. Singkatnya, benda langit berjarak sekitar dua tahun cahaya dari Bumi.

Meskipun berada di luar angkasa selama lebih dari 45 tahun, sistem kelistrikan pada kedua wahana Voyager relatif stabil. Tim teknik NASA kini bereksperimen dengan pendekatan baru untuk mengelola fluktuasi voltase pada Voyager 2, yang jika berhasil, juga dapat diterapkan pada Voyager 1.